A.Pola Perilaku Konsumen
1.Pengertian Konsumsi
Asal kata konsumsi adalah consumptio yang berarti menggerogoti hingga habis atau menghabiskan. Secara luas konsumsi dapat diartikan setiap kegiatan yang mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang dan jasa, contoh : makan dan minum.
Macam-macam barang yang dikonsumsi:
a.Barang konsumsi yang dapat dipakai berulang-ulang sehingga mengurangi nilai guna barang.
Contoh : menghidupkan televisi, memakai baju, dan Iain-Iain.
b.Barang konsumsi sekali pakai lalu habis.
Contoh : minum es atau menggunakan sabun ketika mandi.
Ciri-ciri barang konsumsi
a.Barang itu dihasilkan oleh manusia dan bukan pemberian alam
b.Barang itu dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan bukan untuk menghabiskanbarang atau jasa lainnya.
c.Barang itu habis atau berkurang nilainya secara berangsur-angsur sampai tidak dapat digunakan lagi.
2.Manfaat dan Nilai Barang
Manfaat atau guna {utility) barang adalah kemampuan barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Nilai barang adalah ukuran yang diberikan oleh konsumen pada barang..Nilai atau manfaat barang digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :
a.Nilai Pakai
Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang untuk dapat dipakai dalam memenuhi kebutuhan.
1)Nilai pakai subjektif
Artinya, atau nilai yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
2)Nilai pakai objektif
Artinya, kemampuan suatu barang secara umum untuk dipakai dalam memenuhi kebutuhan manusia. Nilai pakai objektif berlaku umum
b.Nilai Tukar
Nilai tukar adalah kemampuan suatu barang untuk dapat ditukar dengan barang lain, baik ditukar dengan uang, ataupun dengan benda lainnya. Nilai tukar terdiri dari dua macam, yaitu :
1)Nilai tukar subjektif
Artinya, nilai tukar suatu barang yang dilihat menurut sudut pandang pemiliknya atau orang yang menukarkannya.
2)Nilai tukar objektif
Artinya, nilai tukar suatu barang yang berlaku secara umum. Dengan kata lain, nilai tukar yang dilihat dari sudut pandang barang itu sendiri.
Tinggi rendahnya nilai tukar suatu barang dipengaruhi oleh 3 hal:
a.Kegunaan
b.Jumlah barang yang tersedia
c.Jumlah uang yang beredar
Sementara menurut para tokoh teori nilai subjektif (Von Bhorm Bewerk, Gossen, dan Schumpeter), tinggi rendahnya nilai suatu barang ditentukan oleh intensitas kebutuhan manusia terhadap barang itu. Teori nilai subjektif juga memandang bahwa nilai suatu barang erat hubungannya dengan kebutuhan manusia terhadap barang tersebut. "Semakin tinggi kebutuhan manusia terhadap barang, semakin tinggi nilai barang tersebut. Atau sebaliknya, jika tidak ada manusia yang membutuhkan, barang itu tidak mempunyai nilai".
Pada tahun 1854 Herman Heinrich Gossen memperkenalkan bukunya yang berjudul Entwick lung der Gesetze des Mensilehen Verkehrs und der daraus fliessenden fur Menslisches Handeln. Buku ini menjadikannya sebagai pelopor teori guna batas dengan hukum-hukumnya sebagai berikut:
Hukum Gossen IØ
“Pemuasan kebutuhan dengan satu macam barang secara terus-menerus, mula-mula akan memberikan kepuasan atau utiliti yang semakin bertambah sampal titik tertentu, tetapi sesudah titik itu kepuasan akan menurun hingga sampai pada titik nol bahkan di bawah nol”. Hukum Gossen Juga disebut sebagai "Hukum Pertambahan Manfaat" yang makin menurun yang dikenal dengan analisis marginal.
Hukum Gossen IIØ
Hukum Gossen II, yaitu tentang Hukum Meratakan Nilai Batas, yang berbunyi:
"Manusia berusaha memenuhi kebutuhannya yang bermacam-macam sampai kepada tingkat Intensitas yang sama".
3.Teori Pelaku Konsumen
Teori pelaku konsumen disebut juga dengan teori nilai guna. Teori nilai guna pada dasarnya menjelaskan bagaimana konsumen mendayagunakan kemampuannya untuk memuaskan keinginannya terhadap suatu produk atau beberapa produk.
Teori nilai guna dibagi menjadi:
a.Teori Nilai Guna Kardinal
Teori ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan setiap konsumen bisa diukur dengan uang atau dengan satuan lain. Di sini juga berlaku hukum Gossen, sehingga penilaian yang diberikan juga subjektif. Artinya, tinggi rendahnya nilai suatu barang bergantung pada subjek yang memberikan penilaian.
Daya guna yang tinggi dapat dilihat dari tingkat kepuasan terhadap barang atau jasa. Tingkat kepuasan konsumen dapat berupa :
-Kepuasan total : kepuasan menyeluruh yang diterima individu apabila mengkonsumsi sejumlah barang.
-Kepuasan tambahan : perubahan kepuasan total per unit akibat adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.
b.Teori Nilai Guna Ordinal
Teori ini diajukan oleh Hicks dan Allen yang menggambarkan kombinasi dari beberapa macam barang untuk menghasilkan kepuasan dengan intensitas (ukuran) yang relatif sama. Menurut teori ini, tingkat kepuasan diurutkan dalam tingkatan-tingkatan tertentu dengan harapan setiap kepuasan yang diperoleh dapat terukur.
Faktor yang mempengaruhi pola konsumsi
Faktor eksternal Faktor internal
a.Pendapatan/penghasilan
b.Motivasi
c.Sikap dan kepribadian
d.Selera konsumen a. Kebudayaan
b.Status sosial
c.Harga
4.Pola Hidup Efisien dalam Perilaku Konsumsi
Dalam perilaku konsumsi setiap orang harus bijaksana, artinya dalam menggunakan penghasilannya harus menggunakan berbagai pertimbangan, antara lain :
a.Menyesuaikan kebutuhan dengan penghasilan
b.Mengurutkan kebutuhan menurut tingkat intensitas kepentingan
c.Memperhatikan antara kualitas barang yang dibeli dengan harga
d.Tidak memaksakan diri membeli barang di luar kemampuan
e.Tidak boras dalam menggunakan uang
Adapun cara yang dapat dilakukan adalah :
a.Menyusun daftar kebutuhan dari yang paling penting kepada yang kurang penting dan membagi-bagi uang pada semua macam kebutuhan.
b.Harus mendapatkan kepuasan yang sama dari berbagai macam kebutuhan (semua kebutuhan dianggap penting sehingga diusahakan semuanya harus terpenuhi).
c.Menggunakan uang seefisien mungkin.
1.Pengertian Konsumsi
Asal kata konsumsi adalah consumptio yang berarti menggerogoti hingga habis atau menghabiskan. Secara luas konsumsi dapat diartikan setiap kegiatan yang mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang dan jasa, contoh : makan dan minum.
Macam-macam barang yang dikonsumsi:
a.Barang konsumsi yang dapat dipakai berulang-ulang sehingga mengurangi nilai guna barang.
Contoh : menghidupkan televisi, memakai baju, dan Iain-Iain.
b.Barang konsumsi sekali pakai lalu habis.
Contoh : minum es atau menggunakan sabun ketika mandi.
Ciri-ciri barang konsumsi
a.Barang itu dihasilkan oleh manusia dan bukan pemberian alam
b.Barang itu dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan bukan untuk menghabiskanbarang atau jasa lainnya.
c.Barang itu habis atau berkurang nilainya secara berangsur-angsur sampai tidak dapat digunakan lagi.
2.Manfaat dan Nilai Barang
Manfaat atau guna {utility) barang adalah kemampuan barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Nilai barang adalah ukuran yang diberikan oleh konsumen pada barang..Nilai atau manfaat barang digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :
a.Nilai Pakai
Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang untuk dapat dipakai dalam memenuhi kebutuhan.
1)Nilai pakai subjektif
Artinya, atau nilai yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
2)Nilai pakai objektif
Artinya, kemampuan suatu barang secara umum untuk dipakai dalam memenuhi kebutuhan manusia. Nilai pakai objektif berlaku umum
b.Nilai Tukar
Nilai tukar adalah kemampuan suatu barang untuk dapat ditukar dengan barang lain, baik ditukar dengan uang, ataupun dengan benda lainnya. Nilai tukar terdiri dari dua macam, yaitu :
1)Nilai tukar subjektif
Artinya, nilai tukar suatu barang yang dilihat menurut sudut pandang pemiliknya atau orang yang menukarkannya.
2)Nilai tukar objektif
Artinya, nilai tukar suatu barang yang berlaku secara umum. Dengan kata lain, nilai tukar yang dilihat dari sudut pandang barang itu sendiri.
Tinggi rendahnya nilai tukar suatu barang dipengaruhi oleh 3 hal:
a.Kegunaan
b.Jumlah barang yang tersedia
c.Jumlah uang yang beredar
Sementara menurut para tokoh teori nilai subjektif (Von Bhorm Bewerk, Gossen, dan Schumpeter), tinggi rendahnya nilai suatu barang ditentukan oleh intensitas kebutuhan manusia terhadap barang itu. Teori nilai subjektif juga memandang bahwa nilai suatu barang erat hubungannya dengan kebutuhan manusia terhadap barang tersebut. "Semakin tinggi kebutuhan manusia terhadap barang, semakin tinggi nilai barang tersebut. Atau sebaliknya, jika tidak ada manusia yang membutuhkan, barang itu tidak mempunyai nilai".
Pada tahun 1854 Herman Heinrich Gossen memperkenalkan bukunya yang berjudul Entwick lung der Gesetze des Mensilehen Verkehrs und der daraus fliessenden fur Menslisches Handeln. Buku ini menjadikannya sebagai pelopor teori guna batas dengan hukum-hukumnya sebagai berikut:
Hukum Gossen IØ
“Pemuasan kebutuhan dengan satu macam barang secara terus-menerus, mula-mula akan memberikan kepuasan atau utiliti yang semakin bertambah sampal titik tertentu, tetapi sesudah titik itu kepuasan akan menurun hingga sampai pada titik nol bahkan di bawah nol”. Hukum Gossen Juga disebut sebagai "Hukum Pertambahan Manfaat" yang makin menurun yang dikenal dengan analisis marginal.
Hukum Gossen IIØ
Hukum Gossen II, yaitu tentang Hukum Meratakan Nilai Batas, yang berbunyi:
"Manusia berusaha memenuhi kebutuhannya yang bermacam-macam sampai kepada tingkat Intensitas yang sama".
3.Teori Pelaku Konsumen
Teori pelaku konsumen disebut juga dengan teori nilai guna. Teori nilai guna pada dasarnya menjelaskan bagaimana konsumen mendayagunakan kemampuannya untuk memuaskan keinginannya terhadap suatu produk atau beberapa produk.
Teori nilai guna dibagi menjadi:
a.Teori Nilai Guna Kardinal
Teori ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan setiap konsumen bisa diukur dengan uang atau dengan satuan lain. Di sini juga berlaku hukum Gossen, sehingga penilaian yang diberikan juga subjektif. Artinya, tinggi rendahnya nilai suatu barang bergantung pada subjek yang memberikan penilaian.
Daya guna yang tinggi dapat dilihat dari tingkat kepuasan terhadap barang atau jasa. Tingkat kepuasan konsumen dapat berupa :
-Kepuasan total : kepuasan menyeluruh yang diterima individu apabila mengkonsumsi sejumlah barang.
-Kepuasan tambahan : perubahan kepuasan total per unit akibat adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.
b.Teori Nilai Guna Ordinal
Teori ini diajukan oleh Hicks dan Allen yang menggambarkan kombinasi dari beberapa macam barang untuk menghasilkan kepuasan dengan intensitas (ukuran) yang relatif sama. Menurut teori ini, tingkat kepuasan diurutkan dalam tingkatan-tingkatan tertentu dengan harapan setiap kepuasan yang diperoleh dapat terukur.
Faktor yang mempengaruhi pola konsumsi
Faktor eksternal Faktor internal
a.Pendapatan/penghasilan
b.Motivasi
c.Sikap dan kepribadian
d.Selera konsumen a. Kebudayaan
b.Status sosial
c.Harga
4.Pola Hidup Efisien dalam Perilaku Konsumsi
Dalam perilaku konsumsi setiap orang harus bijaksana, artinya dalam menggunakan penghasilannya harus menggunakan berbagai pertimbangan, antara lain :
a.Menyesuaikan kebutuhan dengan penghasilan
b.Mengurutkan kebutuhan menurut tingkat intensitas kepentingan
c.Memperhatikan antara kualitas barang yang dibeli dengan harga
d.Tidak memaksakan diri membeli barang di luar kemampuan
e.Tidak boras dalam menggunakan uang
Adapun cara yang dapat dilakukan adalah :
a.Menyusun daftar kebutuhan dari yang paling penting kepada yang kurang penting dan membagi-bagi uang pada semua macam kebutuhan.
b.Harus mendapatkan kepuasan yang sama dari berbagai macam kebutuhan (semua kebutuhan dianggap penting sehingga diusahakan semuanya harus terpenuhi).
c.Menggunakan uang seefisien mungkin.
B.Pola Perilaku Produsen
1.Pengertian Produksi
Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan. Dalam ilmu ekonomi pengertian produksi mengacu pada dua hal, yaitu :
a.Produksi yang menghasilkan barang dan jasa baru sehingga dapat menambah jumlah, mengubah bentuk atau memperbesar ukuran.
Contoh : beternak, bercocok tanam.
b.Produksi yang diartikan sebagai kegiatan untuk meningkatkan atau menambah daya guna suatu barang sehingga lebih bermanfaat.
Contoh : kerajinan, pertukangan, jasa pengangkutan, dan sebagainya.
Faktor produksi yang dibutuhkan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.Sumber daya alam berupa tanah, air, udara, matahari, minyak dan gas bumi, barang tambang, dan sebagainya.
b.Sumber ekonomi berupa tenaga manusia, termasuk kemampuan fisik, mental, keterampilan, dan keahlian.
c.Sumber ekonomi buatan berupa barang modal, termasuk mesin, gedung, kendaraan, dan sebagainya.
d.Wirausaha (enterpreneurship), yaitu pemilik modal yang menjalankan usaha.
2.Teori Produksi
Teori produksi menerangkan sifat hubungan antara tingkat produksi yang akan dicapai dengan jumlah faktor-faktor produksi yang akan digunakan.
Dalam hal ini dikenal dua konsep utama, yaitu :
a.Memproduksi output semaksimal mungkin dengan input yang tetap.
b.Memproduksi pada tingkat tertentu dengan biaya produksi serendah mungkin.
Konsep ini memiliki kelemahan yaitu :
a.Produk yang dihasilkan kemungkinan melebihi permintaan pasar sehingga produsen terpaksa menurunkan harga.
b.Meningkatnya persediaan sehingga hams disimpan di dalam gudang dan berakibat meningkatnya biaya penyimpanan.
3.Fungsi Produksi
Kegiatan produksi menyangkut dua persoalan utama, yaitu :
a.Input (masukan) adalah segala sesuatu yang dimasukkan dalam proses produksi. Input tersebut dikenal dengan istiiah faktor-faktor produksi.
b.Output (keluaran) adalah hasil yang dikeluarkan proses produksi. Dalam hal ini output merupakan akibat.
Hubungan antara input dan output sebagai berikut:
Input à Proses à Output
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi produksi adalah hubungan fungsional yang terdapat antara input dan output.
Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan :
Q (Quantity) = jumlah barang dan jasa yang dihasilkan
f (function) = simbol persamaan fungsiona!
(C.L.R.T) = sumber produksi (input)
C (Capital) = modal (uang atau mesin-mesin)
11
L (Labour) = tenaga kerja (SDM)
R (Resources) = sumber daya alam
T (Technology) = teknologi dan keahlian
4.Perilaku Produsen
Pengusaha adalah orang yang mencari peluang yang menguntungkan dan mengambil risiko seperlunya untuk merencanakan dan mengeiola suatu bisnis. Agar berhasil, seorang pengusaha hams mampu melakukan 4 hal:
a.Perencanaan, yaitu menyusun strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. la hams tahu apa yang ingin ia capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
b.Pengorganisasian. Semua sumber daya yang ada hams bisa ia kelola untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya alam, modal, maupun manusia.
c.Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan dan membimbing anak buahnya.
d.Pengendalian. Kemampuan ini ada hubungannya dengan bagaimana hasil pelaksanaan kerja tersebut.
Untuk memahami etika dalam bisnis, kita hams menganalisis hal-hal berikut ini : nilai, hak, kewajiban, peraturan, dan hubungan.
a.Nilai. Apa nilai yang dipegang pengusaha tersebut dalam menjalankan usahanya? Nilai itu merupakan aturan main yang dibuat pengusaha dan menjadi patokan dalam bemsaha.
b.Hak dan kewajiban. Pengusaha akan meminta haknya sebagai pihak yang mendapat keuntungan dari hasil usaha, namun ia memahami kewajibannya seperti membayar pajak, menggaji karyawannya dengan bayaran yang layak, dan lain sebagainya.
c.Peraturan moral. Sebuah perusahaan mungkin memegang nilai-nilai tertentu. Namun bila nilai tersebut tidak dituangkan ke dalam peraturan, maka nilai tersebut akan kurang dipegang.
d.Hubungan manusia. Pengusaha yang baik adalah pengusaha yang memahami pentingnya hubungan antarmanusia.
Beberapa sikap pengusaha yang menunjukkan kepedulian terhadap hubungan manusia, adalah :
a.Menepati janji yang telah dibuat seperti bila berjanji ikut mengeiola
b.lingkungan hidup di sekitarnya, pengusaha benar-benar melaksanakannya.
c.Saling membantu seperti mengambil karyawan dari masyarakat sekitar.
d.Menghargai orang lain seperti memberikan karyawan gaji yang layak, menjaga kelestarian lingkungan hidup.
e.Menghargai milik orang lain seperti hak cipta.
Berikut ini beberapa tindakan pengusaha di Japangan yang melanggar etika karena merugikan pekerja, konsumen, pemerintah, dan masyarakat, antara lain :
a.Upah buruh ditekan
b.Pajak digelapkan
c.Berat timbangan dikurangi, atau
d.Membuang limbah tanpa diproses terlebih dulu
Tindakan di atas dalam jangka pendek memang menguntungkan produsen, tetapi dalam jangka panjang justru akan merugikannya. Merugikan produsen karena :
a.Buruh yang merasa ditekan akan melakukan prates dengan mogok kerja atau bahkan melakukan sabotase sehingga mengganggu kelancaran produksi.
b.Pemerintah akan memberikan sanksi dengan denda yang lebih besar dari nilai pajaknya.
c.Konsumen merasa ditipu sehingga akan beralih ke produk lain.
d.Masyarakat yang tinggal di sekitarnya akan melaporkan ke pihak yang berwenang, dan jika sudah menjadi berita publik bisa jadi produknya akan dikampanyekan untuk diboikot (tidak dibeli).
Produsen haruslah menanamkan hal-hal berikut:
a.Memberikan keuntungan bagi stake holders, yaitu bagi pihak-pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dari perusahaan.
b.Memberi sumbangan sosial
c.Menumbuhkan rasa saling percaya
d.Menghormati aturan yang ditetapkan, seperti larangan monopoli haruslah selalu dihormati
e.Sikap hormat terhadap lingkungan alam
f.Menghindari operasi-operasi tidak etis, seperti penyuapan, penyelundupan, pencucian uang, dan Iain-Iain.
1.Pengertian Produksi
Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan. Dalam ilmu ekonomi pengertian produksi mengacu pada dua hal, yaitu :
a.Produksi yang menghasilkan barang dan jasa baru sehingga dapat menambah jumlah, mengubah bentuk atau memperbesar ukuran.
Contoh : beternak, bercocok tanam.
b.Produksi yang diartikan sebagai kegiatan untuk meningkatkan atau menambah daya guna suatu barang sehingga lebih bermanfaat.
Contoh : kerajinan, pertukangan, jasa pengangkutan, dan sebagainya.
Faktor produksi yang dibutuhkan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.Sumber daya alam berupa tanah, air, udara, matahari, minyak dan gas bumi, barang tambang, dan sebagainya.
b.Sumber ekonomi berupa tenaga manusia, termasuk kemampuan fisik, mental, keterampilan, dan keahlian.
c.Sumber ekonomi buatan berupa barang modal, termasuk mesin, gedung, kendaraan, dan sebagainya.
d.Wirausaha (enterpreneurship), yaitu pemilik modal yang menjalankan usaha.
2.Teori Produksi
Teori produksi menerangkan sifat hubungan antara tingkat produksi yang akan dicapai dengan jumlah faktor-faktor produksi yang akan digunakan.
Dalam hal ini dikenal dua konsep utama, yaitu :
a.Memproduksi output semaksimal mungkin dengan input yang tetap.
b.Memproduksi pada tingkat tertentu dengan biaya produksi serendah mungkin.
Konsep ini memiliki kelemahan yaitu :
a.Produk yang dihasilkan kemungkinan melebihi permintaan pasar sehingga produsen terpaksa menurunkan harga.
b.Meningkatnya persediaan sehingga hams disimpan di dalam gudang dan berakibat meningkatnya biaya penyimpanan.
3.Fungsi Produksi
Kegiatan produksi menyangkut dua persoalan utama, yaitu :
a.Input (masukan) adalah segala sesuatu yang dimasukkan dalam proses produksi. Input tersebut dikenal dengan istiiah faktor-faktor produksi.
b.Output (keluaran) adalah hasil yang dikeluarkan proses produksi. Dalam hal ini output merupakan akibat.
Hubungan antara input dan output sebagai berikut:
Input à Proses à Output
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi produksi adalah hubungan fungsional yang terdapat antara input dan output.
Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan :
Q (Quantity) = jumlah barang dan jasa yang dihasilkan
f (function) = simbol persamaan fungsiona!
(C.L.R.T) = sumber produksi (input)
C (Capital) = modal (uang atau mesin-mesin)
11
L (Labour) = tenaga kerja (SDM)
R (Resources) = sumber daya alam
T (Technology) = teknologi dan keahlian
4.Perilaku Produsen
Pengusaha adalah orang yang mencari peluang yang menguntungkan dan mengambil risiko seperlunya untuk merencanakan dan mengeiola suatu bisnis. Agar berhasil, seorang pengusaha hams mampu melakukan 4 hal:
a.Perencanaan, yaitu menyusun strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. la hams tahu apa yang ingin ia capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
b.Pengorganisasian. Semua sumber daya yang ada hams bisa ia kelola untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya alam, modal, maupun manusia.
c.Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan dan membimbing anak buahnya.
d.Pengendalian. Kemampuan ini ada hubungannya dengan bagaimana hasil pelaksanaan kerja tersebut.
Untuk memahami etika dalam bisnis, kita hams menganalisis hal-hal berikut ini : nilai, hak, kewajiban, peraturan, dan hubungan.
a.Nilai. Apa nilai yang dipegang pengusaha tersebut dalam menjalankan usahanya? Nilai itu merupakan aturan main yang dibuat pengusaha dan menjadi patokan dalam bemsaha.
b.Hak dan kewajiban. Pengusaha akan meminta haknya sebagai pihak yang mendapat keuntungan dari hasil usaha, namun ia memahami kewajibannya seperti membayar pajak, menggaji karyawannya dengan bayaran yang layak, dan lain sebagainya.
c.Peraturan moral. Sebuah perusahaan mungkin memegang nilai-nilai tertentu. Namun bila nilai tersebut tidak dituangkan ke dalam peraturan, maka nilai tersebut akan kurang dipegang.
d.Hubungan manusia. Pengusaha yang baik adalah pengusaha yang memahami pentingnya hubungan antarmanusia.
Beberapa sikap pengusaha yang menunjukkan kepedulian terhadap hubungan manusia, adalah :
a.Menepati janji yang telah dibuat seperti bila berjanji ikut mengeiola
b.lingkungan hidup di sekitarnya, pengusaha benar-benar melaksanakannya.
c.Saling membantu seperti mengambil karyawan dari masyarakat sekitar.
d.Menghargai orang lain seperti memberikan karyawan gaji yang layak, menjaga kelestarian lingkungan hidup.
e.Menghargai milik orang lain seperti hak cipta.
Berikut ini beberapa tindakan pengusaha di Japangan yang melanggar etika karena merugikan pekerja, konsumen, pemerintah, dan masyarakat, antara lain :
a.Upah buruh ditekan
b.Pajak digelapkan
c.Berat timbangan dikurangi, atau
d.Membuang limbah tanpa diproses terlebih dulu
Tindakan di atas dalam jangka pendek memang menguntungkan produsen, tetapi dalam jangka panjang justru akan merugikannya. Merugikan produsen karena :
a.Buruh yang merasa ditekan akan melakukan prates dengan mogok kerja atau bahkan melakukan sabotase sehingga mengganggu kelancaran produksi.
b.Pemerintah akan memberikan sanksi dengan denda yang lebih besar dari nilai pajaknya.
c.Konsumen merasa ditipu sehingga akan beralih ke produk lain.
d.Masyarakat yang tinggal di sekitarnya akan melaporkan ke pihak yang berwenang, dan jika sudah menjadi berita publik bisa jadi produknya akan dikampanyekan untuk diboikot (tidak dibeli).
Produsen haruslah menanamkan hal-hal berikut:
a.Memberikan keuntungan bagi stake holders, yaitu bagi pihak-pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dari perusahaan.
b.Memberi sumbangan sosial
c.Menumbuhkan rasa saling percaya
d.Menghormati aturan yang ditetapkan, seperti larangan monopoli haruslah selalu dihormati
e.Sikap hormat terhadap lingkungan alam
f.Menghindari operasi-operasi tidak etis, seperti penyuapan, penyelundupan, pencucian uang, dan Iain-Iain.
0 komentar:
Posting Komentar