Untuk menambah wawasan para pelajar kita, saya akan memberikan informasi yang berguna untuk anda. Demikian awalan dari saya, semoga informasi ini dapat dimanfa'atkan sebaik- baiknya.
BOSTON - Sejumlah ilmuwan dari Amerika Serikat mengklaim telah menemukan gen yang 'bertanggung jawab' pada umur panjang manusia. Akurasi penemuan ini mencapai 77 persen.
Diberitakan The Telegraph 1 Juli 2010, tim peneliti asal Boston University melakukan penelitian terhadap seribu orang lebih yang berumur 100 tahun dan membandingkan dengan populasi umum.
Hasilnya, peneliti menemukan kesamaan DNA pada orang-orang yang bisa hidup panjang. Terlepas dari kondisi lingkungan dan sejarah kesehatan seseorang, gen ini mampu bekerja secara kompleks untuk memberikan usia panjang.
Peneliti yang dikepalai Professor Paola Sebastiani lalu menamai model unik genetika termasuk 150 variannya dengan sebutan single nucleotide polymorphisms (SNPs).
Peneliti pun menilai bahwa penemuan ini bisa digunakan generasi muda melalui proses treatment dan pencegahan dari ancaman penyakit. Gen ini memungkinkan hidup sampai 100 tahun terlepas dari apapun gaya hidup yang anda pilih.
Berdasarkan hipotesa bahwa orang yang sudah tua membawa varian gen tertentu ini, tim peneliti terus mengembangkan studi kepada manusia lanjut usia.
Penyakit tua yang kerap menyerang para kakek dan nenek ternyata 'tertunda' bagi mereka yang memiliki varian ini. Kesimpulannya, 150 varian gen ini juga bisa digunakan untuk memprediksi apakah seseorang bisa berumur sampai 90 atau bahkan lebih tua-dengan tingkat akurasi cukup tinggi.
Selain itu, tim juga menganalisa 19 kelompok genetik lainnya yang diduga menjadi 'karakter' 90 persen studi mengenai umur panjang.
Menurut mereka, perbedaan tanda genetik ini biasanya berkorelasi dengan penyakit tua seperti dementia dan hipertensi. Ini pun bisa membantu pengungkapan apakah seseorang masuk kelompok umur sangat sehat.
Selain itu, tim juga menganalisa 19 kelompok genetik lainnya yang diduga menjadi 'karakter' 90 persen studi mengenai umur panjang.
Menurut mereka, perbedaan tanda genetik ini biasanya berkorelasi dengan penyakit tua seperti dementia dan hipertensi. Ini pun bisa membantu pengungkapan apakah seseorang masuk kelompok umur sangat sehat.
Penemuan ini bisa membantu pencegahan penyakit yang menyerang di usia senja termasuk menurunnya kemampuan tubuh. Meski demikian, Profesor Sebastiani menambahkan "Prediksi ini belum sempurna. Meski ini akan menyumbang kepada pengetahuan varian gen manusia, namun penelitian korelasi manusia dan lingkungan hidupnya masih minim. Misalnya, gaya hidup yang sangat penting kontribusinya agat manusia panjang umur."
Sementara itu, Sebelumnya Eline Slagboom dari Leiden University juga menyampaikan hal serupa, Studi ini menemukan hidup sampai usia 100 tahun tidak berkaitan dengan gaya hidup, namun tergantung pada tipe gen asalkan memiliki DNA yang tepat.
Penelitian pada gen orang-orang yang hidup lebih dari seratus tahun dan keluarga mereka, ditemukan terjadi sedikit mutasi yang dipercaya para ilmuwan memberikan proteksi tambahan untuk melawan penyakit di umur tua.
Hal itu sama seperti proteksi dalam melawan efek dari gaya hidup yang tidak sehat di mana dipercaya dapat membunuh manusia lebih awal.
Eline Slagboom yang memimpin studi ini pada 300 orang berusia sangat tua di Belanda baru-baru ini menerbitkan studi yang menunjukkan bagaimana fisiologi orang dari keluarga yang hidup lebih lama memiliki perbedaan dari individu normal.
"Orang yang hidup di usia tua memiliki metabolisme lemak dan glukosa yang berbeda, kulit mereka bertambah umur begitu lambat dan mereka memiliki prevalensi rendah mengenai penyakit jantung, diabetes, darah tinggi. Faktor ini semua berada di bawah kontrol genetis yang kuat, sehingga kita dapat melihat di fitur yang sangat sama dari anak para orang yang sangat tua."
Gen bernama Methuselah tersebut, nama seorang tokoh Alkitab yang hidup hingga usia 969 tahun, diduga mengandung gen ADIPOQ, semacam gen protein yang ditemukan pada sekitar 10 persen orang muda, tetapi juga ditemukan pada hampir 30 persen orang yang melampaui usia 100 tahun.
Gen CETP dan gen ApoC3 ditemukan pada 10 persen orang muda, tetapi juga ditemukan di sekitar 20 persen orang lanjut usia, antara 90 hingga 100 tahun.
Menurut para ilmuwan di universitas tertua di Belanda tersebut, manusia beruntung yang membawa gen "Methuselah" di dalam tubuhnya memiliki peluang hidup hingga 100 tahun meski menerapkan gaya hidup tidak sehat.
Seperti diberitakan Times Online, gen tersebut melindungi manusia dari efek rokok dan pola makan buruk, serta menunda serangan penyakit-penyakit terkait usia, seperti kanker dan penyakit jantung hingga tiga dekade.
Seperti diberitakan Times Online, gen tersebut melindungi manusia dari efek rokok dan pola makan buruk, serta menunda serangan penyakit-penyakit terkait usia, seperti kanker dan penyakit jantung hingga tiga dekade.
Diharapkan penemuan ini akan memungkinkan para peneliti untuk menemukan obat antitua di mana akan memperlambat proses penuaan.
0 komentar:
Posting Komentar